Hai, Sobat Makmur! Jumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan bertambah. Hal ini seiring dengan rencana tiga perusahaan yang akan melepas sahamnya ke Bursa. Ketiga perusahaan tersebut yakni PT Medela Potentia Tbk (MDLA), PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE), dan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI). Dalam artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu berkenalan dengan calon-calon emiten ini. Yuk, disimak!
Pertama, yakni PT Medela Potentia Tbk. Perusahaan yang nantinya menggunakan kode saham MDLA ini akan melepas sebanyak-banyaknya 3.500.000.000 saham, yang mewakili 25% dari modal ditempatkan dan disetor. MDLA melepas sahamnya ke publik dengan rentang harga penawaran Rp180-Rp230 per saham. Dengan demikian, MDLA berpotensi meraup dana segar hingga Rp805 miliar.
Melansir laman e-IPO, MDLA akan menggunakan sekitar 86,4% dari dana IPO ke anak usahanya. Sebanyak 70,6% akan disalurkan kepada anak usahanya, yakni PT Anugrah Argon Medica (AAM) dalam bentuk pinjaman dan setoran modal sebesar 29,4%. Kemudian, sekitar 10,0% akan disalurkan kepada PT Deca Metric Medica (DMM) dalam bentuk setoran modal. Sisanya, akan disalurkan kepada anak usaha MDLA, yakni PT Karsa Inti Tuju Askara (KITA) dalam bentuk setoran modal.
Untuk Sobat Makmur ketahui, usaha Medela Potentia saat ini meliputi layanan distribusi, meliputi importasi, registrasi produk, penyimpanan, penyaluran, sistem rantai dingin (cold chain), penjualan dan penagihan untuk beragam produk farmasi. Untuk wilayah Indonesia, MDLA melayani lebih dari 3.000 rumah sakit swasta maupun pemerintah, 23.000 Apotek, 3.500 Klinik, serta lebih dari 50.000 fasilitas layanan lainnya.
Tabel 1. Ikhtisar IPO MDLA
Sobat Makmur pasti sudah tidak asing dengan kopi kekinian ini. FORE akhirnya akan melakukan initial public offering (IPO) setelah sebelumnya santer dikabarkan IPO pada awal Januari 2025. Melansir laman IPO, pengelola kedai kopi Fore ini akan melepas sebanyak-banyaknya 1.880.000.000 saham yang mewakili 21,08% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Saham ini akan ditawarkan kepada masyarakat dengan rentang Rp160-Rp202 per saham. Dus, FORE akan meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp379.760.000.000.
Sekitar 76% dana hasil IPO FORE akan digunakan untuk membuka sekitar sebanyak 140 outlet baru yang saat ini belum memperoleh izin. Komposisinya, sebanyak 10% untuk outlet flagship, 80% untuk outlet medium, dan 10% untuk outlet satellite.
FORE merupakan perusahaan food & beverage yang beroperasi dengan merek “Fore” dan menawarkan produk utama roasted coffee. Per 30 September 2024, FORE dan perusahaan anak telah mengoperasikan 217 outlet di 44 kota termasuk di Singapura. Selain kopi, FORE juga menjual camilan pendamping kopi seperti donat dan roti.
Tabel 2. Ikhtisar IPO FORE
Sobat Makmur kelahiran tahun 1990-an hingga 2000-an awal mungkin tidak asing dengan permen jelly merk Yupi. Nah, pada tahun ini, produsen permen Yupi yakni PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk memantapkan langkahnya untuk melakukan IPO.
Perusahaan yang nantinya menggunakan kode saham YUPI ini akan melepas 854.448.900 saham. Jumlah ini terdiri dari 256.334.700 saham baru yang mewakili 3% dan 598.114.200 saham milik PT Sweets Indonesia (saham divestasi) yang mewakili 7,% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Secara total, YUPI melepas 10% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
YUPI akan menawarkan saham-saham ini dengan harga penawaran Rp2.390 per saham. Sehingga, YUPI akan memperoleh dana segar hingga Rp2.042.132.871.000. IPO YUPI menjadi salah satu IPO dengan nilai emisi terbesar tahun ini.
Melansir prospektus YUPI di laman e-IPO, sekitar 72% dana hasil IPO akan digunakan YUPI untuk keperluan pembiayaan belanja modal, yaitu untuk pembangunan pabrik baru di daerah Nganjuk Jawa Timur, dengan total biaya sekitar Rp437.500.000.000. Pabrik ini diestimasi akan beroperasi paling cepat pada tahun 2026. Sisanya, sekitar 28% akan digunakan sebagai modal kerja untuk melakukan ekspansi bisnis baik ke pasar internasional maupun pasar dalam negeri.
Didirikan pada tahun 1995, YUPI merupakan produsen dan merek soft candy telah menjual produknya ke sembilan negara di wilayah Asia Tenggara dan 36 negara lainnya. YUPI memasarkan produk-produknya dengan merek “Yupi”, “Just for Fun”, dan “Gummy Zone”. YUPI merupakan pemimpin pasar pada sub-kategori soft candy dengan pangsa pasar sebesar 66,5% di Indonesia, 21,2% di Malaysia, 17,2% di Singapura serta 23,4% di Thailand, berdasarkan Laporan Euromonitor.
Tabel 3. Ikhtisar IPO YUPI
Nah, Sobat Makmur, itu dia profil singkat dari MDLA, FORE, dan YUPI yang akan segera melakukan IPO. Pastinya, jika Sobat Makmur berniat membeli saham IPO, ada beberapa faktor yang mesti menjadi pertimbangan.
1. Kinerja dan Prospek Perusahaan
Sebelum memutuskan untuk membeli saham IPO, Sobat Makmur harus memastikan untuk meninjau laporan keuangan dan performa perusahaan secara historis. Kamu bisa melihat kinerja perusahaan dari prospektus yang diterbitkan. Prospektus biasanya menampilkan perbandingan kinerja keuangan perusahaan dalam 3 tahun terakhir. Ada sejumlah komponen yang harus kamu cermati, seperti pertumbuhan pendapatan, laba bersih, komponen beban, dan margin keuntungan.
2. Harga dan Valuasi Saham
Harga saham perdana biasanya ditentukan oleh perusahaan underwriter berdasarkan valuasi perusahaan. Sebelum membeli saham yang akan IPO, Sobat Makmur bisa membandingkan harga sahamnya dengan perusahaan sejenis yang telah melantai sebelumnya di BEI. Hal ini guna memastikan valuasi saham yang akan kamu beli tidak terlalu mahal.
3. Tujuan Penggunaan Dana IPO
Kamu juga bisa menemukan alokasi penggunaan dana IPO pada prospektus yang diterbitkan oleh perusahaan. Jika perusahaan melakukan IPO untuk tujuan ekspansi bisnis seperti menambah kapasitas pabrik, menambah kantor cabang, atau membeli peralatan baru, maka kamu bisa menimbang untuk membeli saham perusahaan tersebut. Hindari perusahaan yang tampaknya hanya mencari dana untuk menutup kerugian operasional atau untuk membayar utang.
Perlu diingat bahwa saham IPO memiliki risiko utama, yaitu ketidakpastian harga pasca peluncuran. Saat mulai diperdagangkan di pasar publik, harga saham dapat berfluktuasi secara signifikan, dipengaruhi oleh sentimen pasar serta intervensi investor dan institusi besar. Dalam beberapa situasi, harga saham IPO bahkan bisa jatuh di bawah harga penawaran. Tak jarang, saham yang baru melantai justru masuk ke dalam papan pemantauan khusus. Oleh karena itu, pembelian saham IPO umumnya dilakukan oleh investor dengan tingkat toleransi risiko yang tinggi.
Namun, Sobat Makmur tak usah khawatir. Jika kamu masih ragu untuk membeli saham IPO, kamu bisa memilih instrumen investasi yang lebih aman dan simple, yakni reksa dana. Dengan berinvestasi di reksa dana, dana milikmu akan dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi (MI). MI bertugas menentukan aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana, seperti saham, obligasi, atau instrumen pasar uang, tergantung pada jenis reksa dana yang kamu pilih. Pemilihan aset ini dilakukan berdasarkan analisis mendalam serta mempertimbangkan berbagai aspek makroekonomi untuk memastikan pengelolaan investasi yang optimal.
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo seperti promo New Ramadan, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Hai, Sobat Makmur! Ketidakpastian pasar belakangan ini menjadi tantangan bagi banyak investor. Mulai dari volatilitas nilai tukar, gejolak geopolitik, dan arah kebijakan suku bunga global yang belum pasti. Kondisi ini menuntut strategi investasi yang lebih cermat dan disiplin agar tetap dapat memberikan hasil yang optimal. Pada artikel kali ini, Makmur akan membahas lima cara cerdas […]
Hai, Sobat Makmur! Goldman Sachs membawa kabar positif yang membuka peluang baru bagi dunia investasi Indonesia di tengah ketidakpastian pasar tahun ini. Dalam laporannya, Goldman Sachs memproyeksikan bahwa Bank Indonesia (BI) berpotensi memangkas suku bunga sebesar 100 basis points (bps) hingga akhir 2025. Apa dampaknya bagi pasar keuangan dan peluang investasimu apabila suku bunga benar-benar […]
Hai, Sobat Makmur! Dividen menjadi salah satu daya tarik investasi bagi banyak investor, terutama bagi investor yang menginginkan pendapatan dari dividen. Namun, saat ini terdapat tren penurunan jumlah emiten yang membagikan dividen. Pada kuartal I-2024, terdapat 16 emiten yang membagikan dividen, namun hanya 7 emiten yang memberikan dividen pada kuartal I-2025. Dalam artikel ini, Makmur […]
Hai, Sobat Makmur! Kabar menarik datang dari dunia investasi nasional. Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates sekaligus salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia investasi, kini resmi ditunjuk sebagai dewan penasihat investasi Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Penunjukan ini bukan hanya langkah strategis bagi Indonesia, tetapi juga mempertegas komitmen negara dalam memperkuat posisinya […]
Hai, Sobat Makmur! Nilai tukar rupiah tidak hanya menggambarkan stabilitas ekonomi nasional, tetapi juga menunjukkan bagaimana investor global menilai kekuatan fundamental domestik. Dalam beberapa waktu terakhir, rupiah menunjukkan tren pelemahan terhadap United States Dollar (USD), yang tentu perlu dicermati oleh para investor, khususnya dari sisi manajemen risiko nilai tukar. Di artikel ini, Makmur akan mengulas […]
Hai, Sobat Makmur! Pasar keuangan Indonesia sedang mengalami pergerakan yang fluktuatif. Di tengah tekanan global dan ketidakpastian suku bunga, investor asing melakukan aksi jual besar-besaran di pasar saham dan instrumen jangka pendek. Namun menariknya, investor asing tetap berinvestasi pada obligasi pemerintah. Fenomena ini menyimpan banyak insight penting, khususnya buat kamu yang ingin tetap cermat menghadapi […]