Hai, Sobat Makmur! Dividen menjadi salah satu daya tarik investasi bagi banyak investor, terutama bagi investor yang menginginkan pendapatan dari dividen. Namun, saat ini terdapat tren penurunan jumlah emiten yang membagikan dividen. Pada kuartal I-2024, terdapat 16 emiten yang membagikan dividen, namun hanya 7 emiten yang memberikan dividen pada kuartal I-2025. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas penyebab perlambatan tren dividen di kuartal I-2025 dan strategi yang dapat diterapkan investor untuk tetap menjaga potensi pendapatan dalam portofolionya. Yuk, disimak!
Penyaluran dividen di kuartal I-2025 mengalami penurunan signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada kuartal I-2024, terdapat 16 emiten yang membagikan dividen, sementara di kuartal I-2025 hanya ada 7 emiten yang tetap melakukan pembagian dividen. Artinya, terjadi penurunan sekitar 56,25% dalam jumlah emiten yang membagikan dividen. Perbandingan ini menunjukkan adanya perubahan pola dalam kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Tabel 1. Daftar Emiten yang Membagikan Dividen di Kuartal I-2024 Vs Kuartal I-2025
*Sumber: IDX, Infovesta
*Keterangan: Data acuan menggunakan tanggal cum dividen pasar reguler dan negosiasi
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar perusahaan yang tetap membagikan dividen di kuartal I-2025 berasal dari sektor perbankan dan konsumsi. Meskipun demikian, sejumlah perusahaan perbankan memilih untuk menunda pembagian dividen pada kuartal II-2025. Hal ini mencerminkan sikap konservatif perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Penurunan jumlah emiten yang membagikan dividen pada kuartal I-2025 tentu tidak terjadi tanpa alasan. Terdapat beberapa faktor utama yang menjadi pemicu perlambatan tren ini, di antaranya:
Dampak langsung dari tren melambatnya pembagian dividen adalah terbatasnya peluang pendapatan dividen. Dengan semakin sedikitnya emiten yang membagikan dividen, investor yang mengandalkan imbal hasil dividen harus lebih selektif dalam mencari sumber pendapatan. Fokus yang terlalu besar pada dividen tinggi dapat meningkatkan risiko dividend trap, yaitu kondisi di mana investor tergiur oleh yield yang tinggi meskipun kondisi fundamental perusahaan sebenarnya menurun.
Dalam situasi ini, perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan pembayaran dividen yang besar karena masalah keuangan atau operasional, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan harga saham dan dividen yang dibagikan pada masa depan. Oleh karena itu, bagi investor yang mengandalkan pendapatan pasif dari dividen, penting untuk berhati-hati agar tetap waspada terhadap potensi risiko, dengan selalu memperhatikan fundamental perusahaan sebelum membuat keputusan investasi.
Agar pendapatan portofolio tetap terjaga meskipun tren dividen di kuartal I-2025 melambat, investor perlu mengantisipasi perubahan ini dengan langkah-langkah strategis. Berikut beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan:
1. Selektif Memilih Emiten
Pilihlah emiten yang konsisten dalam membagikan dividen dan memiliki fundamental yang kuat. Perhatikan payout ratio atau rasio pembayaran dividen, yang mengukur persentase laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, serta kinerja laba perusahaan yang mencerminkan kesehatan keuangan. Pastikan emiten yang dipilih memiliki strategi bisnis yang berkelanjutan dan potensi pertumbuhan yang solid.
Sebagai contoh, emiten-emiten di sektor perbankan seperti: BBCA, BMRI, BBNI, dan BBRI dapat menjadi pilihan menarik. Keempat bank besar ini tidak hanya memiliki fundamental yang kuat, tetapi juga terbukti konsisten dalam membagikan dividen setiap tahunnya. Di samping itu, keempat saham tersebut termasuk dalam indeks IDX30, yang berarti saham-saham ini memiliki likuiditas tinggi dan kinerja yang stabil. Dengan memilih emiten-emiten seperti ini, investor dapat mendapatkan dividen yang stabil dengan risiko yang relatif lebih rendah.
2. Diversifikasi ke Reksa Dana
Di tengah perlambatan tren dividen ini, investor dapat mempertimbangkan untuk diversifikasi melalui Reksa Dana, salah satunya melalui Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT).
RDPT merupakan jenis reksa dana yang minimal 80% dari portofolionya dialokasikan pada obligasi atau surat utang, baik dari pemerintah maupun perusahaan swasta. Reksa dana ini cenderung memberikan kestabilan dalam portofolio melalui imbal hasil yang didistribusikan secara berkala. Berikut adalah beberapa RDPT yang memiliki kinerja solid dalam satu tahun terakhir dan menjadi favorit nasabah Makmur:
Namun, bagi Sobat Makmur yang mengutamakan likuiditas dalam portofolionya, diversifikasi dengan Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) bisa menjadi pilihan yang bijak. RDPU mengalokasikan 100% dananya pada instrumen pasar uang seperti deposito dan surat berharga yang memiliki risiko rendah. Reksa dana ini memberikan kemudahan bagi investor untuk tetap menjaga kestabilan dana dan memiliki akses cepat terhadap likuiditas.
Berikut tiga RDPU yang memiliki kinerja solid dalam satu tahun terakhir dan menjadi favorit nasabah Makmur:
Adapun, bagi Sobat Makmur yang mencari keseimbangan antara pendapatan tetap dan potensi pertumbuhan, Reksa Dana Campuran bisa menjadi pilihan tepat. Reksa dana campuran menggabungkan investasi di saham, obligasi, dan instrumen pasar uang dengan masing-masing aset tidak melebihi 79% dari total portofolio. Reksa dana ini memberikan peluang untuk memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan RDPU dan RDPT serta tepat bagi investor yang telah siap menghadapi fluktuasi pasar.
Berikut tiga Reksa Dana Campuran yang memiliki kinerja solid dalam satu tahun terakhir dan menjadi favorit nasabah Makmur:
Nah, Sobat Makmur, itu dia penyebab melambatnya tren dividen di kuartal I-2025 dan beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk menghadapi kondisi ini. Dengan mengimplementasikan strategi diatas, Sobat Makmur dapat memperkuat portofolio dan memastikan pendapatan tetap terjaga, bahkan dalam situasi dividen yang melambat. Memilih emiten dengan komitmen dividen yang kuat, serta mendiversifikasi ke produk reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang, adalah langkah bijak agar potensi pendapatan tetap terjaga dalam jangka panjang.
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo seperti promo April Blossom, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Memasuki akhir 2025, portofolio reksa dana saham milik Trimegah Asset Management menunjukkan kecenderungan yang kuat terhadap sektor-sektor tertentu. Dari tiga produk unggulan yang tersedia di platform Makmur, yaitu TRIM Syariah Saham, Trim Kapital Plus, dan Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index, terlihat alokasi aset yang besar terhadap emiten di lima sektor. Anda […]
Key Takeaways: Dalam perencanaan keuangan, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh seberapa besar dana yang diinvestasikan, tetapi juga oleh arah dan strategi yang digunakan. Setiap pilihan investasi idealnya mendukung tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu instrumen investasi yang kini banyak dipertimbangkan adalah reksa dana tematik, yaitu reksa dana yang berfokus pada sektor atau […]
Key Takeaways: Ketika berinvestasi saham, banyak investor ingin mendapatkan saham undervalued, yaitu saham yang harganya saat ini lebih rendah dari nilai wajarnya, sehingga memiliki potensi kenaikan di masa depan. Namun, tidak semua saham murah layak dibeli. Anda perlu berhati-hati pada saham value trap, yaitu saham yang tampak menarik secara valuasi tetapi ternyata memiliki fundamental yang […]
Key Takeaways: Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan optimisme yang tinggi terhadap prospek pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun 2025. Dalam pernyataannya yang disampaikan di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, pada Jumat, 17 Oktober 2025, ia menyebut bahwa IHSG berpotensi menyentuh level 9.000. “Akhir tahun IHSG bisa 9.000, tidak terlalu […]
Key Takeaways: Sebagai seorang investor saham, Anda perlu memahami berbagai indikator ekonomi yang dapat memengaruhi pergerakan pasar. Salah satu indikator yang sering digunakan oleh analis dan pelaku pasar adalah Purchasing Managers’ Index (PMI). Indikator ini memberikan gambaran awal tentang kondisi ekonomi suatu negara, khususnya di sektor manufaktur dan jasa. Mari kita bahas secara komprehensif apa […]
Key Takeaways: Memahami jenis saham merupakan langkah awal yang penting sebelum Anda menempatkan modal. Salah satu kategori saham yang menarik bagi investor adalah saham cyclical. Saham jenis ini memiliki karakteristik yang cenderung bergerak mengikuti siklus ekonomi. Ketika ekonomi tumbuh, nilainya meningkat signifikan. Namun, saat terjadi perlambatan ekonomi, harganya dapat turun cukup dalam. Oleh karena itu, […]