Hai, Sobat Makmur! Nilai tukar rupiah tidak hanya menggambarkan stabilitas ekonomi nasional, tetapi juga menunjukkan bagaimana investor global menilai kekuatan fundamental domestik. Dalam beberapa waktu terakhir, rupiah menunjukkan tren pelemahan terhadap United States Dollar (USD), yang tentu perlu dicermati oleh para investor, khususnya dari sisi manajemen risiko nilai tukar. Di artikel ini, Makmur akan mengulas penyebab pelemahan rupiah dan strategi investasi yang bisa kamu terapkan untuk menjaga stabilitas portofolio. Yuk, kita bahas!
Nilai tukar rupiah terhadap USD terus menunjukkan tren pelemahan. Berdasarkan data Investing per pukul 09.30 WIB pada 23 April 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD berada di level 16.889, melemah 0,36%. Dalam sebulan terakhir, rupiah telah terkoreksi 2,24%, dan 4,04% secara year-to-date (YTD). Tekanan ini dipicu oleh sejumlah faktor baik dari sisi global maupun domestik.
Dari sisi eksternal, ketegangan perdagangan global seperti kebijakan tarif impor dari negara-negara besar, termasuk tarif sebesar 32% terhadap produk asal Indonesia dari AS, meningkatkan ketidakpastian ekonomi global dan mendorong arus keluar modal asing dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Di samping itu, sikap wait and see The Fed terhadap pemangkasan suku bunga turut memperkuat USD di pasar global.
Sementara itu, faktor domestik seperti ketidakpastian kebijakan, penurunan harga komoditas, dan dinamika politik nasional turut memperburuk persepsi risiko terhadap Indonesia. Akibatnya, investor asing cenderung menarik dananya, yang semakin menekan nilai tukar rupiah. Pelemahan rupiah ini membuat biaya impor terutama untuk bahan baku industri dan barang konsumsi menjadi lebih mahal. Akibatnya, inflasi berpotensi meningkat dan berdampak pada margin keuntungan perusahaan.
Fluktuasi nilai tukar bukan hanya menggambarkan kondisi makroekonomi, tetapi juga dapat mempengaruhi portofolio investasi kamu. Saat rupiah melemah, dampaknya dapat terasa, terutama apabila kamu berinvestasi di sektor yang sensitif terhadap nilai tukar. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memantau pergerakan nilai tukar, terutama saat rupiah mengalami tekanan.
Misalnya, kalau kamu berinvestasi di saham perusahaan Indonesia yang bahan bakunya impor, pelemahan rupiah akan membuat biaya produksi meningkat. Perusahaan bisa saja memilih menaikkan harga jual produknya, tapi ini berisiko mengurangi daya beli konsumen. Di sisi lain, jika harga tidak dinaikkan, margin keuntungan perusahaan bisa tergerus. Kondisi ini tentu akan tercermin dalam laporan keuangan dan berdampak pada harga sahamnya.
Hal serupa juga berlaku untuk investor di obligasi. Ketika ketidakpastian global meningkat dan rupiah tertekan, investor asing cenderung keluar dari pasar keuangan Indonesia. Ini bisa memicu penjualan besar-besaran di pasar obligasi, menyebabkan harga obligasi turun dan yield naik. Akibatnya, nilai portofolio kamu yang berisi obligasi bisa mengalami penurunan.
Jika kamu memiliki investasi dalam mata uang asing seperti saham global dalam USD, pelemahan rupiah justru bisa memberikan keuntungan dari sisi nilai tukar. Namun, dalam kondisi seperti ini, investor tetap perlu memantau kinerja secara berkala agar portofolio tetap optimal dan tidak mudah terdampak gejolak nilai tukar.
Salah satu cara untuk tetap aman di tengah fluktuasi nilai tukar adalah dengan diversifikasi aset. Melalui strategi ini, kamu bisa membagi risiko secara lebih terukur dan menjaga kestabilan nilai investasi meski pasar bergerak volatile. Salah satu pilihan yang dapat dipertimbangkan adalah diversifikasi ke instrumen Reksa Dana, khususnya Reksa Dana USD dan Reksa Dana Terproteksi.
Reksa dana USD memberikan sejumlah keunggulan, terutama bagi investor yang ingin menghindari fluktuasi terhadap pelemahan nilai tukar rupiah. Reksa dana ini berinvestasi pada instrumen pasar keuangan global berdenominasi USD, mulai dari pasar uang, saham, hingga pasar uang. Sehingga cocok untuk kamu yang ingin tetap konservatif, namun tetap mendapatkan potensi imbal hasil dari aset global. Selain itu, reksa dana USD bisa menjadi diversifikasi mata uang yang efektif untuk menjaga stabilitas portofolio dalam jangka menengah hingga panjang.
Reksa dana terproteksi juga memiliki berbagai keunggulan dibandingkan reksa dana lainnya, seperti: imbal hasil tetap secara periodik sesuai jadwal distribusi dari manajer investasi, proteksi nilai pokok investasi apabila dipegang hingga jatuh tempo dan Jangka waktu yang pasti, umumnya 3 hingga 5 tahun. Sehingga cocok untuk tujuan keuangan jangka menengah.
Buat kamu yang mempertimbangkan reksa dana berbasis USD, berikut beberapa pilihan dengan kinerja solid selama satu tahun terakhir (data per 23 April 2025):
*disclaimer: kinerja masa lalu tidak menjamin hasil masa depan
Selain reksa dana USD, reksa dana terproteksi yang bisa jadi pilihan Sobat Makmur adalah Reksa Dana Syariah Terproteksi Avrist Sukuk Berkah 8. Produk unggul dari PT Avrist Asset Management ini memiliki indikasi imbal hasil 8% net per tahun yang akan ditransfer langsung ke rekening masing-masing investor, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh Manajer Investasi (MI).
Untuk diketahui, Reksa Dana Syariah Terproteksi Avrist Sukuk Berkah 8, memiliki periode investasi selama 3 tahun, yakni 07 Mei 2025 – 30 April 2028. Sehingga, reksa dana jenis ini sesuai bagi Sobat Makmur yang ingin mendapatkan passive income dengan return cenderung stabil dalam periode menengah dan bisa menghindarkan Sobat Makmur dari fluktuasi jangka pendek. Jika berminat, kamu bisa membeli reksa dana terproteksi ini selama periode pemesanan hingga 06 Mei 2025.
Kedua reksa dana diatas adalah reksa dana yang bisa Sobat Makmur pertimbangkan untuk diversifikasi portofolio, sekaligus mendapatkan potensi imbal hasil dari aset global berdenominasi USD.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada 2025. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 4,5%, lebih rendah dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,2% maupun proyeksi Bank Indonesia (BI) di kisaran 4,6%–5,4%. Pemangkasan ini mencerminkan tekanan yang belum mereda, baik dari […]
Key Takeaways: Investasi saham menawarkan peluang dan potensi return yang cukup besar, meskipun tidak lepas dari risiko. Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk membeli saham dari suatu perusahaan, penting bagi Anda untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap kondisi keuangan perusahaan tersebut. Ada beberapa rasio keuangan yang umumnya digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan sebuah emiten atau […]
Key Takeaways: Menjelang peninjauan indeks MSCI Agustus 2025, Morgan Stanley Capital International (MSCI) resmi mencabut perlakuan khusus (exceptional treatment) atas tiga saham Grup Prajogo Pangestu, yakni: PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Kebijakan ini membuka peluang bagi ketiga saham tersebut untuk masuk ke dalam […]
Key Takeaways: Dana darurat merupakan salah satu elemen penting dalam perencanaan keuangan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Fungsinya adalah untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau keadaan darurat lainnya. Idealnya, dana darurat disarankan berjumlah antara tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan Anda, tergantung pada kondisi pribadi dan tingkat risiko yang Anda […]
Key Takeaways: Di tengah ketidakpastian global, kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menjadi sorotan pasar. Trump secara resmi mengonfirmasi telah menandatangani surat berisi pemberlakuan tarif ekspor terhadap 12 negara mitra dagang. Surat tersebut dijadwalkan dikirim hari ini, Senin (7/7), dan menjadi penanda berakhirnya masa negosiasi tarif yang diberikan AS sejak April lalu. […]
Key Takeaways: Stock split atau pemecahan jumlah saham merupakan salah satu tindakan korporasi yang dilakukan oleh sebuah emiten. Meskipun jumlah saham yang dimiliki investor bertambah, nilai total investasi tetap tidak berubah. Tidak jarang, stock split menarik perhatian investor karena bisa berdampak pada pergerakan harga saham. Sebagai contoh, pada Januari 2025 perusahaan kontraktor batu bara PT […]