Pasar saham Indonesia tidak pernah lepas dari pengaruh geopolitik dan ekonomi global. Setiap pergerakan modal asing, baik masuk maupun keluar, sering kali berawal dari acuan yang digunakan investor global dalam menentukan strategi investasinya. Salah satu acuan berpengaruh adalah indeks dari Morgan Stanley Capital International (MSCI). Berbagai Indeks MSCI, khususnya MSCI Indonesia Index, menjadi salah satu acuan penting bagi investor global dalam menentukan alokasi portofolio.
MSCI merupakan perusahaan riset asal Amerika Serikat yang menyediakan tool analisis portofolio dan berbagai indeks pasar saham global seperti MSCI Emerging Markets, MSCI World, dan MSCI All Country World Index, yang sering digunakan sebagai acuan oleh investor dalam mengukur kinerja pasar saham dan menyusun portofolio investasi
Selain indeks global, MSCI juga memiliki indeks khusus untuk Indonesia yang disebut MSCI Indonesia Index atau Indeks MSCI Indonesia, yang mencakup saham-saham berkapitalisasi besar dan menengah di Bursa Efek Indonesia.
Dalam metodologi MSCI Global Investable Market Indexes (GIMI), klasifikasi kapitalisasi pasar dibagi menjadi tiga:
Perusahaan berkapitalisasi besar menurut MSCI adalah emiten-emiten terbesar di suatu negara yang secara total mencakup sekitar 70% dari nilai pasar free float-adjusted market capitalization suatu negara.
Mencakup sekitar 85% dari total nilai pasar.
Mencakup tambahan hingga 99% dari total nilai pasar.
Jadi, di Indeks MSCI Indonesia, saham yang masuk kategori berkapitalisasi besar (large cap) adalah emiten-emiten terbesar di BEI yang secara kolektif menutup 70% nilai pasar Indonesia. Nilai minimumnya bisa berbeda dan angka ambang batasnya bisa berubah tiap periode, tergantung kondisi pasar. Bagi investor, indeks ini menjadi data penting untuk menilai emiten di pasar saham Indonesia.
Untuk lebih memahami peran MSCI, Anda perlu melihat bagaimana Indeks MSCI Indonesia bisa memengaruhi kondisi pasar saham Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Masuknya sebuah saham ke dalam Indeks MSCI Indonesia membuat emiten tersebut lebih dikenal oleh investor dari negara lain, karena indeks ini dijadikan acuan utama dalam pengelolaan portofolio internasional. Kondisi ini biasanya memicu arus dana asing masuk, dan diikuti juga oleh institusi seperti Exchange Traded Fund (ETF) dan reksa dana.
Dampaknya, saham yang baru masuk indeks umumnya mengalami kenaikan permintaan, likuiditas yang tinggi, dan potensi apresiasi harga, meski dalam jangka panjang kinerjanya tetap akan kembali bergantung pada fundamental emiten serta kondisi pasar.
MSCI melakukan rebalancing Indeks MSCI Indonesia secara berkala empat kali setahun, yaitu di bulan Februari, Mei, Agustus, dan November, sehingga saham yang masuk atau keluar indeks kerap memicu reaksi pasar. Saham yang ditambahkan biasanya mengalami lonjakan permintaan atau disebut efek MSCI bounce, karena institusi seperti ETF dan reksa dana indeks harus menyesuaikan portofolionya, sedangkan saham yang dikeluarkan cenderung mendapat tekanan jual.
Sebagai contoh, MSCI mengumumkan hasil rebalancing pada 07 Agustus 2025, saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) diumumkan masuk ke indeks global MSCI. Hasilnya? Harga saham DSSA mengalami kenaikan 17% pada periode tanggal 07-25 Agustus 2025, saham CUAN juga mengalami kenaikan 11% di periode yang sama.
Investor perlu mengetahui bahwa penurunan peringkat dari MSCI juga bisa memicu sentimen negatif, hal ini pernah terlihat dalam pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Downgrade pasar saham Indonesia oleh MSCI pernah diumumkan pada 19 Februari 2025, dari status “equal weight” menjadi “underweight”.
Equal weight artinya bobot atau porsi investasi di pasar Indonesia setara dengan proporsi acuan/benchmark. Dengan kata lain, MSCI menilai risiko dan prospek pasar Indonesia masih seimbang, sehingga investor global bisa menempatkan dana sesuai porsi normal dalam portofolio.
Underweight artinya bobot atau porsi investasi di pasar Indonesia lebih kecil dari acuan/benchmark. Hal itu menunjukkan MSCI menilai prospek pasar Indonesia kurang menarik atau lebih berisiko dibanding pasar lain, sehingga investor disarankan untuk mengurangi eksposur dan menaruh dana lebih banyak ke pasar lain yang dianggap lebih potensial.
MSCI menurunkan peringkat Indonesia dari equal weight menjadi underweight karena beberapa faktor, antara lain penurunan return on equity (ROE) emiten, melemahnya prospek ekonomi domestik, dan tekanan pada likuiditas pasar. Selain itu, ketidakpastian geopolitik dan kondisi pasar juga dinilai menurunkan daya tarik Indonesia dibandingkan negara emerging market lain.
Setelah mengetahui penjelasan di atas, Anda tentu dapat menarik kesimpulan betapa pentingnya peran MSCI yang dapat mempengaruhi arus investasi ke pasar saham Indonesia. Namun, penting dicatat bahwa MSCI bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan pergerakan pasar. Kinerja emiten, tren ekonomi global maupun domestik, serta kebijakan pemerintah juga memiliki peran penting. Oleh karena itu, investor tetap perlu melakukan analisis komprehensif serta memantau berbagai indikator ekonomi sebelum mengambil keputusan investasi.
Bagi investor, akses terhadap peluang yang dipengaruhi MSCI dapat dilakukan melalui investasi di reksa dana saham yang dikelola oleh manajer investasi (MI) profesional. MI berperan penting dalam mengelola dana secara terdiversifikasi, menyeleksi saham-saham yang potensial, serta menyesuaikan strategi portofolio dengan kondisi pasar, termasuk dinamika yang dipengaruhi oleh MSCI.
Ada beragam produk reksa dana saham yang bisa Anda pilih di Makmur, salah satunya Bahana Icon Syariah Kelas G. Berdasarkan data tanggal 16 September 2025, reksa dana tersebut memberikan imbal hasil 23,08% dalam 1 tahun.
Di Makmur, Anda bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo Smart September, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Pada 22 Januari 2025, pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan efisiensi anggaran yang diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. Berdasarkan data dari Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Pekerjaan Umum, tercatat efisiensi belanja mencapai Rp256,1 triliun untuk Kementerian/Lembaga (K/L) dan Rp50,6 triliun untuk Transfer ke Daerah (TKD). Efisiensi anggaran tersebut juga menekankan […]
Key Takeaways: Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (IPO). PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), bersiap mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 September 2025. EMAS akan menjadi perusahaan ketiga dalam ekosistem Grup Merdeka, setelah PT Merdeka Copper Gold Tbk […]
Key Takeaways: Pemerintah sebagai pengambil kebijakan memiliki berbagai keputusan yang digunakan untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional. Salah satu keputusan ekonomi yang berdampak luas adalah kebijakan perubahan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), karena bisa mempengaruhi aktivitas keuangan masyarakat. Setiap perubahan suku bunga memiliki dampak terhadap konsumsi masyarakat hingga pergerakan nilai tukar rupiah. Dengan […]
Key Takeaways: Investasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapai tujuan finansial. Namun, tidak semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan satu jenis instrumen. Sebagian tujuan memerlukan strategi jangka panjang dengan orientasi pertumbuhan, sementara sebagian lainnya membutuhkan instrumen jangka pendek yang lebih stabil dan likuid. Agar portofolio Anda seimbang, penentuan porsi antara investasi jangka panjang dan jangka […]
Key Takeaways: Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan hasil optimal dalam jangka panjang. Namun, seperti investasi lainnya, saham juga memiliki risiko. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan melakukan diversifikasi. Diversifikasi adalah strategi pengelolaan investasi yang bertujuan untuk membagi dana investasi ke dalam berbagai aset investasi yang berbeda. Dalam konteks […]