Hai, Sobat Makmur! Indonesia kini resmi memiliki bank emas atau bullion bank. Pada Rabu (26/2), Presiden Prabowo resmi meresmikan bullion bank pertama di Indonesia. Dengan kehadiran bank emas ini, ada beberapa saham-saham yang berpotensi diuntungkan, mulai dari saham emiten perbankan hingga saham tambang emas. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk mengenal lebih jauh mengenai bullion bank dan saham-saham yang diuntungkan dari pembentukan bullion bank. Yuk, disimak!
Pendirian bank emas dilatarbelakangi oleh sejumlah faktor. Pertama, produksi emas dalam negeri yang melimpah. Menurut World Gold Council, pada 2023 Indonesia merupakan produsen emas terbesar ke-7 di dunia dengan produksi mencapai 132,5 ton.
Pembentukan bullion bank bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan cadangan emas nasional dan mencegah aliran emas ke luar negeri tanpa pengelolaan maksimal di dalam negeri. Selama ini, Indonesia belum memiliki fasilitas penyimpanan emas yang memadai, sehingga banyak emas hasil tambang domestik diekspor tanpa memberikan nilai tambah signifikan bagi perekonomian nasional.
Nantinya, bullion bank akan memberikan layanan pinjaman, investasi, pelayanan aset logam mulia, dan turunan logam mulia. Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, keberadaan bank emas berpotensi meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp245 triliun dan menciptakan sekitar 800 ribu lapangan kerja.
Ada dua lembaga perbankan yang bertugas untuk menjalankan usaha bank bullion untuk sementara waktu. Pertama, yakni PT Pegadaian yang merupakan anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Kedua, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Izin usaha bulion untuk BRIS diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu (12/2) untuk produk perdagangan emas dan penitipan emas. Izin dari OJK terkait penyelenggaraan kegiatan usaha bulion menjadi dasar (legal standing) bagi BRIS untuk mulai menjalankan bisnis bank bullion.
Sementara itu, Pegadaian juga telah memperoleh izin menjalankan kegiatan usaha bulion dari OJK yang tertuang dalam Persetujuan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion PT Pegadaian dengan nomor surat S-325/PL.02/2024. Dengan begitu, Pegadaian dapat melakukan kegiatan usaha bullion yang meliputi deposito emas, pinjaman modal kerja emas, jasa titipan emas korporasi maupun perdagangan emas.
Ada beberapa saham yang berpotensi diuntungkan dari kehadiran bullion bank. Pertama, BRIS yang resmi memperoleh izin kegiatan sebagai bullion bank. Langkah ini memungkinkan BRIS untuk memperluas layanan terkait emas, termasuk cicil emas dan gadai emas, yang sebelumnya telah berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan bisnis bank. Dengan izin ini, BRIS berencana mendiversifikasi produk emasnya dan membangun ekosistem emas yang terintegrasi dari hulu ke hilir, guna memenuhi berbagai kebutuhan nasabah terkait investasi dan pengelolaan emas. Hal ini akan menambah pundi-pundi pendapatan BRIS ke depan.
Kedua, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yang merupakan induk usaha PT Pegadaian. Dengan izin bank bullion, Pegadaian dapat memperluas layanannya dalam bisnis emas, termasuk deposito emas, pinjaman modal kerja berbasis emas, jasa titipan emas untuk korporasi, dan perdagangan emas. Hingga saat ini, Pegadaian telah mengelola total saldo deposito emas sebesar 31.604-kilogram atau 31,6 ton.
Ketiga, saham perusahaan tambang emas. Keberadaan bullion bank memberikan dampak terhadap saham perusahaan emas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keberadaan bullion bank dapat meningkatkan permintaan emas dalam negeri, yang pada akhirnya menguntungkan perusahaan pertambangan dan trading emas seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT J Resources Asia Pacific Tbk (PSAB), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Selain diuntungkan oleh kehadiran bullion bank, saham-saham perusahaan emas juga diuntungkan oleh tren kenaikan harga emas. Kenaikan harga emas ini dipicu oleh sejumlah faktor, mulai dari kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, arah kebijakan suku bunga The Fed, hingga tingkat inflasi AS yang melonjak.
Nah, Sobat Makmur, itu dia beberapa saham yang berpotensi diuntungkan dari pendirian bullion bank. Pastinya, saham-saham ini masih memiliki prospek jangka panjang seiring masih merebaknya sentimen ketidakpastian di pasar.
Selain membeli secara langsung, investor juga bisa memiliki saham-saham ini melalui reksa dana saham. Ada beberapa reksa dana saham yang memiliki portofolio saham BBRI, BBRI, ANTM dan perusahaan emas lainnya.
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo seperti promo Special Valentine, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri keuangan syariah, termasuk di sektor pasar modal. Salah satu produk investasi syariah yang terus berkembang adalah reksa dana syariah, yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah, bebas dari unsur riba dan spekulasi. Berdasarkan data Infovesta per 24 juni 2025, total dana kelolaan […]
Key Takeaways: Salah satu pendekatan yang cukup populer di kalangan investor adalah dengan menggunakan pendekatan analisis fundamental. Analisis ini salah satunya dapat digunakan digunakan untuk menemukan saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya, atau yang sering disebut saham undervalue. Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai valuasi saham adalah Price Earning Ratio (PER). PER mengukur […]
Key Takeaways: Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering / IPO) dari perusahaan strategis. Salah satu emiten yang tengah menarik perhatian investor adalah PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha Grup Chandra Asri (TPIA), yang akan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 08 Juli 2025. […]
Key Takeaways: Di tengah kondisi global yang masih diliputi ketidakpastian dan tren suku bunga tinggi, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia tetap menunjukkan daya saing yang kuat. Tingkat yield yang kompetitif, ditambah stabilitas makroekonomi domestik, menjadikan SBN sebagai instrumen yang menarik bagi investor, baik ritel maupun institusi. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas […]
Mengelola kekayaan tidak hanya berfokus pada kepemilikan aset, namun juga pada penerapan keputusan investasi yang dapat memberikan nilai ekonomi yang optimal dari waktu ke waktu. Dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah, pendekatan analitis yang mendalam sangat diperlukan untuk mengestimasi nilai suatu aset atau kewajiban di masa depan. Salah satu konsep kunci dalam hal ini […]
Dalam setahun terakhir, Bank Indonesia telah memangkas BI Rate sebanyak tiga kali menjadi 5,25% sebagai respon terhadap perlambatan ekonomi global dan inflasi yang tetap terkendali. Namun, penurunan suku bunga acuan ini belum sepenuhnya tercermin pada suku bunga kredit perbankan digital. Data per April 2025 menunjukkan bahwa Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) bank-bank digital masih bertahan […]