Hai, Sobat Makmur! Perang Dagang masih menjadi sentimen utama yang membayangi pasar modal global belakangan ini. Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menerapkan reciprocal tariffs memicu aksi balasan dari negara besar seperti China. Tak pelak, aksi saling balas tarif ini memicu adanya ketidakpastian khususnya bagi pasar saham dunia. Pada artikel kali ini, Makmur akan membahas dampak dan posisi Indonesia dalam perang dagang jilid 2 kali ini serta bagaimana menghadapi perang dagang dengan reksa dana terproteksi. Penasaran? Ini pembahasannya!
Sobat Makmur mungkin sudah familiar dengan pengenaan tarif yang dicanangkan oleh Presiden AS Donald Trump. Tarif ini menyasar negara mitra dagang utama AS, dengan besaran tarif yang berbeda setiap negara. Indonesia sendiri terkena tarif sebesar 32%. Artinya, barang yang diekspor ke Negeri Paman Sam tersebut akan terkena tarif sebesar 32%.
Lalu, bagaimana respon Indonesia terhadap pengenaan tarif ini? Dalam materi Sarasehan Ekonomi yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Indonesia disebut memiliki surplus yang relatif kecil terhadap AS. Indonesia tercatat hanya memiliki US$ 19,3 miliar defisit perdagangan dengan AS, dimana porsi ekspor ke AS hanya sebesar 2,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dengan surplus yang kecil dan ketergantungan yang rendah, Indonesia berada dalam posisi yang lebih aman dan strategis untuk memperkuat kerja sama dagang dengan AS. Pemerintah Indonesia memilih jalur negosiasi dan melihat AS sebagai Mitra Strategis. Salah satu jalur negosiasi melalui revitalisasi Perjanjian Kerjasama Perdagangan dan Investasi. Indonesia justru memiliki fleksibilitas lebih besar, untuk menyeimbangkan Neraca Perdagangan dengan AS melalui peningkatan impor barang dari AS, seperti minyak, gas, soybean, gandum, dan alutsista.
Meskipun Pemerintah telah mengambil langkah konkrit, ke depan pasar saham diprediksi masih akan fluktuatif karena dibayangi sejumlah sentimen imbas dari pengenaan tarif oleh AS.
Pertama, penerapan reciprocal tariff berpotensi menambah ketidakpastian di pasar akibat adanya potensi serangan balasan dari mitra dagang utama seperti China, Jepang, dan Uni Eropa. Kedua, ketidakpastian ini membuat investor akan lebih berhati-hati dan cenderung menghindari aset dengan risiko tinggi seperti saham. Ketiga, adanya efek domino dari pengenaan tarif yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya menekan prospek pertumbuhan emiten.
Sehingga, Sobat Makmur perlu memilih instrumen investasi yang tepat untuk mewujudkan target finansialmu. Salah satu instrumen yang bisa kamu cermati adalah reksa dana terproteksi. Reksa dana terproteksi adalah jenis reksa dana yang memberikan proteksi terhadap nilai investasi awal (pokok) jika dipegang hingga jatuh tempo.
Ada beberapa keunggulan dari reksa dana terproteksi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Pertama, reksa dana terproteksi dirancang untuk memberikan perlindungan atas pokok investasi saat jatuh tempo. Ini berarti, Sobat Makmur memiliki kepastian bahwa modal awalnya tetap aman. Kedua, reksa dana terproteksi cocok bagi kamu yang menghindari investasi di aset yang memiliki risiko tinggi (risk averse). Adanya jaminan perlindungan modal membuat Sobat Makmur tidak perlu khawatir kehilangan seluruh investasinya. Reksa dana ini juga cocok bagi kamu yang ingin mendiversifikasi portofolio dengan aset yang lebih aman.
Ketiga, reksa dana terproteksi juga menawarkan imbal hasil yang kompetitif. Imbal hasil ini biasanya berasal dari kupon obligasi atau instrumen pendapatan tetap lainnya yang menjadi aset dasarnya.
Reksa dana terproteksi yang bisa jadi pilihan Sobat Makmur adalah Reksa Dana Syariah Terproteksi Avrist Sukuk Berkah 8. Produk unggulan dari PT Avrist Asset Management ini memiliki indikasi imbal hasil 8% nett per tahun yang akan ditransfer langsung ke rekening masing-masing investor.
Seluruh underlying asset atau aset dasar proteksi dari Reksa Dana Syariah Terproteksi Avrist Sukuk Berkah 8 ditempatkan pada sukuk korporasi, yakni Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Pindo Deli Pulp And Paper Mills Tahap II Tahun 2025. Sukuk Mudharabah ini telah mendapat rating idA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang mencerminkan kemampuan finansial perusahaan relatif baik.
Untuk diketahui, Reksa Dana Syariah Terproteksi Avrist Sukuk Berkah 8, memiliki periode investasi selama 3 tahun, yakni 7 Mei 2025 – 30 April 2028. Sehingga, reksa dana jenis ini sesuai bagi Sobat Makmur yang ingin memperoleh return stabil dalam periode menengah dan bisa menghindarkan Sobat Makmur dari fluktuasi jangka pendek.
Apakah Sobat Makmur tertarik untuk berinvestasi di Reksa Dana Syariah Terproteksi Avrist Sukuk Berkah 8? Jika iya, Sobat Makmur bisa berpartisipasi dalam periode pemesanan Reksa Dana Syariah Terproteksi Avrist Sukuk Berkah 8 yang berlangsung hingga 7 Mei 2025.
Kamu juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya di Makmur, baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo seperti promo April Blossom, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dalam laporan World Economic Outlook edisi Juli 2025. Proyeksi global untuk 2025 dinaikkan menjadi 3,0%, seiring sejumlah faktor pendorong sementara seperti kenaikan belanja menjelang kenaikan tarif dan stimulus fiskal di beberapa negara besar. Namun di sisi lain, IMF tetap […]
Key Takeaways: Di tengah upaya penguatan hubungan dagang bilateral, Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menyepakati penghapusan tarif untuk sejumlah produk, termasuk alat kesehatan. Kebijakan ini juga memungkinkan produk yang telah memperoleh izin edar dari Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan dari AS dapat langsung masuk ke pasar domestik tanpa melalui […]
Key Takeaways: Badan Pengelola Investasi Danantara (Danantara) mempercepat pelaksanaan program strategis untuk mendukung transformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hingga akhir 2025, terdapat 22 program prioritas yang tersebar dalam tiga klaster utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Langkah ini menandai upaya serius Danantara dalam mengoptimalkan portofolio BUMN dalam lima bulan tersisa tahun ini. Dalam artikel ini, […]
Key Takeaways: Pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sejak awal tahun belum sepenuhnya memberikan dampak nyata ke sektor riil. Di tengah kondisi global yang belum sepenuhnya pulih, upaya bank sentral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik masih menghadapi tantangan struktural, termasuk lemahnya permintaan kredit dan daya beli yang belum sepenuhnya pulih. Dalam artikel ini, […]
Key Takeaways: Inflasi adalah faktor utama yang mempengaruhi perekonomian dan aset investasi yang bisa disebabkan oleh banyak hal seperti permintaan yang lebih tinggi dibandingkan pasokan, melonjaknya biaya produksi, hingga kebijakan moneter yang longgar. Fenomena inflasi biasanya ditandai kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode, yang dapat menggerus daya beli uang. Sebagai contoh, uang Rp100.000 […]
Key Takeaways: Bagaimana jika Anda dapat bertemu dengan diri Anda sendiri dari masa depan dan diberi tahu keputusan apa yang seharusnya Anda ambil hari ini? Kira-kira, apa yang akan ia katakan? “Jaga kesehatan,” mungkin. Tapi bisa juga “Anda seharusnya mulai investasi lebih awal.” Pertanyaan tersebut menjadi inti dari film Sore: Istri dari Masa Depan, sebuah […]