Kondisi investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap saat ini mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Mayoritas investor yang membeli Reksa Dana Pendapatan Tetap sedang mengalami penurunan nilai aset investasi yang dimiliki saat ini.
Salah satu penyebabnya adalah kebijakan moneter agresif The Fed akhir-akhir yang menaikkan suku bunga hingga 5,25-5,5% ini telah mengakibatkan ambruknya harga obligasi. Terjadi capital outflow dari pasar obligasi dalam negeri sehingga mayoritas Reksa Dana Pendapatan Tetap mengalami penurunan.
Melansir dari Siaran Pers Otoritas Jasa Keuangan, penurunan obligasi dalam negeri tersebut tercermin dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) juga mencatatkan arus modal keluar (outflow) investor asing Rp23,3 triliun pada September 2023.
Apa yang harus Sobat Makmur lakukan untuk menghadapi tren penurunan Reksa Dana Pendapatan Tetap ini?
Baca Juga: Kinerja Investasi Reksadana Pendapatan Tetap Turun? Jangan Panik Ini Penjelasannya!
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh Sobat Makmur untuk mengelola portofolio investasi saat ini yang sedang mengalami penurunan.
Kamu bisa kembali melihat portofolio dari Reksa Dana Pendapatan Tetap yang kamu beli. Kamu dapat menghindari investasi di obligasi pemerintah tenor panjang karena sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga.
Suku bunga Amerika dan Indonesia saat ini sedang berada pada era suku bunga dengan level yang tinggi membuat kinerja investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap cenderung melemah. Kamu bisa mengganti investasi ke Reksa Dana yang lain yang memiliki obligasi perusahaan karena memiliki kupon lebih tinggi dan tenor lebih pendek.
Mulai melakukan diversifikasi investasi ke Reksa Dana Pasar Uang karena imbal hasil cenderung bertambah seiring dengan kenaikan suku bunga. Selain itu, dari tingkat risiko lebih rendah dari pada Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Dengan melakukan diversifikasi ke Reksa Dana Pasar Uang akan membuat portofolio investasi yang kamu miliki jauh lebih stabil daripada hanya pada satu jenis aset investasi saja.
Kondisi yang sedang menurun saat ini akan membuat investor akan kalang kabut dan berusaha menjual Reksa Dana Pendapatan Tetap yang dimiliki. Padahal, ini dapat menjadi peluang untuk menambahkan aset investasi lebih banyak lagi karena NAB Reksa Dana jauh lebih murah daripada sebelumnya.
Dengan fokus pada tujuan keuangan, kamu akan lebih berfokus pada jangka panjang sehingga keadaan penurunan saat ini bukan menjadi was-was tapi menjadi waktu yang tepat untuk mulai menambah alokasi aset investasi yang kamu miliki.
Kamu juga dapat menggunakan strategi Dollar Cost Averaging untuk tetap fokus dan konsisten menabung Reksa Dana agar tujuan keuanganmu dapat tercapai.
Ketiga cara menghadapai tren penurunan Reksa Dana Pendapatan Tetap diatas dapat membantumu dalam menghadapi kondisi global yang sedang menurun saat ini.
Semangat nabung Reksa Dana karena #SemuaBisaMakmur
***
Yuk mulailah berinvestasi di aplikasi yang Aman & Legal seperti Makmur, karena PT Inovasi Finansial Teknologi (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain kamu dapat berinvestasi Reksa Dana, kamu juga bisa mendapatkan berbagai bonus investasi melalui promo-promo menarik dari Makmur. Yuk mulai perjalanan investasimu bersama Makmur dan temukan berbagai Reksa Dana terbaik dari Manajer Investasi pilihan.
Link: Promo-Promo Makmur
Yuk unduh Makmur melalui link dibawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Website: Makmur.id
Key Takeaways: Pengambilan keputusan investasi yang tepat bisa dipengaruhi oleh berbagai indikator ekonomi. Namun, ada satu indikator yang sangat krusial, yaitu real interest rate atau suku bunga riil. Real interest rate mencerminkan return riil yang Anda dapatkan dari suatu aset investasi setelah disesuaikan dengan inflasi. Dengan memahami dan mempertimbangkan real interest rate, Anda sebagai investor […]
Key Takeaways: Dalam perekonomian, cadangan devisa suatu negara memiliki peran yang sangat penting. Bagi Indonesia, cadangan devisa menjadi salah satu instrumen utama untuk menjaga kestabilan ekonomi. Melansir dari halaman resmi Bank Indonesia (BI), pada Juni 2025 cadangan devisa Indonesia tercatat sekitar 152,6 miliar dolar AS (USD), yang terdiri dari beberapa instrumen. Data dari Badan Pusat […]
Key Takeaways: Saat investasi reksa dana, yang terpenting bukan hanya mempertimbangkan imbal hasil, melainkan juga harus melihat potensi risikonya. Dikarenakan, setiap investasi memiliki ketidakpastian dan peluang yang perlu diukur serta dianalisis secara objektif. Oleh karena itu, Anda juga perlu mengevaluasi apakah imbal hasil tersebut sebanding dengan risiko yang diambil. Salah satu analisis yang bisa membantu […]
Key Takeaways: Di dunia keuangan, setiap keputusan yang diambil seorang analis melewati beberapa pertimbangan yang matang, termasuk salah satunya evaluasi kondisi ekonomi yang sudah terjadi. Untuk itu, berbagai indikator ekonomi menjadi salah satu aspek penting dalam memberikan gambaran. Salah satu jenis indikator ekonomi yang biasanya digunakan adalah indikator lagging ekonomi, yang memberikan informasi berdasarkan data […]
Key Takeaways: Investasi pada reksa dana menjadi pilihan investor yang ingin mengelola keuangan dengan cara yang lebih mudah, karena portofolio dalam reksa dana dikelola secara profesional oleh manajer investasi (MI). Reksa dana memiliki beberapa jenis, di antaranya reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. Banyak investor yang […]
Sebagai instrumen investasi yang relatif stabil, reksa dana pendapatan tetap (RDPT) menjadi salah satu pilihan utama investor di Indonesia. Hal ini tercermin dari Asset Under Management (AUM) yang mencapai Rp178,5 triliun per Agustus 2025, tertinggi di antara jenis reksa dana lainnya. Untuk memastikan kualitas reksa dana, Makmur menyeleksi RDPT dari manajer investasi (MI) bereputasi baik, […]